Baermed Research

Bidang Penelitian

Rekayasa Jaringan, Organ Mini dan Implan Matriks Sel

Baermed Research berfokus pada rekayasa jaringan serta pengembangan organ mini dan implan matriks sel.

Tujuan utama Baermed Research adalah memberikan dukungan dan bantuan jangka panjang bagi pasien penderita penyakit hati kronis dengan metode transplantasi sel hati.

“Kami sangat optimis bahwa dengan metode transplantasi sel hati kami – HEPADUA® Hati Mini- kami akan menemukan cara yang efektif untuk mengobati pasien sirosis hati agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara berkelanjutan.”

-Mitra Penelitian Baermed-

Prof. Dr. med. Hans U. Baer

CEO Baermed Abdominal Medicine; Direktur Internasional dan Peneliti Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) di Universitas Tarumanagara (UNTAR); Kepala Riset Baermed Group, Klinik Hirslanden Zurich, Swiss.

Dr. dr. Siufui Hendrawan, M. Biomed

Kepala Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (UNTAR), Jakarta, Indonesia.

Prof. Dr. med. Hans U. Baer
CEO Baermed Abdominal Medicine; Direktur Internasional dan Peneliti Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) di Universitas Tarumanagara (UNTAR); Kepala Riset Baermed Group, Klinik Hirslanden Zurich, Swiss.
Dr. dr. Siufui Hendrawan, M. Biomed
Kepala Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (UNTAR), Jakarta, Indonesia.

Spektrum penelitian

Penelitian dasar dan uji klinis

Baermed Research melakukan penelitian dasar dan uji klinis di bidang biologi sel, rekayasa jaringan, serta pengembangan dan implementasi matriks pembawa untuk organ mini fungsional. Prof. Dr. med. Hans U. Baer dari Pusat Kedokteran Abdominal di Klinik Hirslanden, Zurich, memimpin penelitian ini.

Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab)
(dari kiri ke kanan) Dr. dr. Siufui Hendrawan, M. Biomed, Kepala Laboratorium THCT Lab; Guna Mahalingam, Pendiri & CEO Strategic Swiss Partners AG, Mitra Baermed Research; Ursula Weber (†2022), Konsultan Internasional dan Mitra Riset, mantan Kepala Riset Baermed. Anggota Dewan Eksekutif dan Kepala Organisasi dan Administrasi Baermed; Prof. Dr. med. Hans U. Baer, CEO Baermed – Pusat Pengobatan Abdominal dan Bedah Visceral, Kepala Grup Penelitian Baermed, Klink Hirslanden Zurich, dan Direktur Internasional Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) di Universitas Tarumanagara (UNTAR).

Penelitian Dasar

Penelitian dasar dilakukan di Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) di Universitas Tarumanagara (UNTAR), Jakarta, Indonesia. Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) didirikan pada tahun 2010 atas prakarsa Prof. Dr. med. Hans U. Baer.

Prof. Dr. med. Hans U. Baer dan tim Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) melakukan penelitian di bidang biologi sel, rekayasa jaringan, dan pengembangan matriks pembawa untuk organ mini fungsional. Beliau merupakan anggota Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (UNTAR) dan memimpin tim Pusat Penelitian Tarumanagara sebagai Direktur Internasional dan Kepala Penelitian.

Setelah beberapa tahun melangsungkan penelitian dasar, Prof. Dr. med. Hans U. Baer dan tim THCT Lab mencapai terobosan pada tahun 2018 dengan proyek Implan Hati Mini HEPADUA® untuk menghasilkan hati mini yang fungsional.

Aktivitas Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) di Universitas Tarumanagara (UNTAR), Jakarta, Indonesia
Pengerjaan riset di dalam Biosafety Cabinet dengan kepadatan partikel minimum.

Uji Klinis

Selain penelitian dasar, Prof. Dr. med. Hans U. Baer dan timnya – berdasarkan hasil temuan penelitian dasar – melakukan uji klinis dengan kolaborasi erat bersama para ahli di bidangnya: Grup RS Gading Pluit di Jakarta, Indonesia, dan Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman (Klinik Hati) di Jakarta, Indonesia. Kolaborasi penelitian ini berfokus pada uji klinis rawat inap.

HEPADUA® Implan Hati Mini: Hasil penelitian yang sukses dari uji klinis pertama untuk pengobatan sirosis hati kronis dengan HEPADUA® Implan Hati Mini mendorong Prof. Dr. med. Hans U. Baer dan timnya untuk melakukan uji klinis secara intensif mulai tahun 2018.

Hasil penelitian yang menjanjikan

Hasil penelitian yang sukses dari uji klinis pertama (fase I) untuk pengobatan sirosis hati kronis dengan HEPADUA® Implan Hati Minimendorong Prof. Baer dan timnya untuk melakukan uji klinis secara intensif mulai tahun 2018.

Hambatan penelitian selama pandemi COVID-19

Selama pandemi COVID-19 di Indonesia, uji klinis harus ditunda dan pekerjaan laboratorium harus disesuaikan dengan situasi baru. Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) menghentikan penelitian secara sementara dan laboratorium dialihkan menjadi pusat pengujian COVID-19 yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Jakarta. Laboratorium melayani uji PCR dan rapid antigen COVID-19. Selain staf laboratorium, terdapat tambahan tenaga hingga 15 sukarelawan untuk melakukan uji COVID-19 dalam jumlah besar. Laboratorium dapat mengerjakan uji hingga 500 sampel per hari.

Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) telah menjadi pusat pengujian COVID-19 selama pandemi 2020/21. Dr. dr. Siufui Hendrawan, M. Biomed, Kepala Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) bersama tim laboratorium dan tim pusat pengujian COVID-19.

Penelitian lanjutan pasca pandemi COVID-19

Pada bulan Maret 2022, tim interdisipliner melanjutkan penelitian klinis dan mulai melanjutkan uji klinis kedua (fase II) untuk pengobatan sirosis hati kronis dengan HEPADUA® Implan Hati Mini.

Organisasi penelitian

Penelitian dasar dan uji klinis

Prinsip “3 Pilar” Baermed Research

Secara organisasi, Baermed Research didasarkan pada tiga pilar:

Pilar 1:
Penelitian Dasar – Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology

Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) di Universitas Tarumanagara (UNTAR), Jakarta, Indonesia. Bidang penelitian: Pusat Penelitian untuk Rekayasa Jaringan Biomedis dan Penelitian Dasar (HEPADUA® Implan Hati Mini)

Pilar 2:
Penelitian dasar dan uji klinis – Kedokteran Abdominal dan Bedah Visceral Baermed

Baermed – Pusat Kedokteran Abdominal dan Bedah Visceral Klinik Hirslanden di Zurich, Swiss. Kepala Penelitian dan Direktur Internasional Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab): Prof. Dr. med. Hans U. Baer, Master of Applied Ethics

Pilar 3:
Uji Klinis – Grup RS Gading Pluit dan Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman

Grup RS Gading Pluit dan Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman (“Klinik Hati”) di Jakarta, Indonesia. Bidang penelitian: rawat inap, uji klinis, dan penelitian hepatologi klinis

Bagan organisasi Baermed Research

BAERMED RESEARCH
Organisasi

Pilar 1:
PENELITIAN DASAR


Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology
(Lab THCT)


Pusat Penelitian untuk Rekayasa Jaringan Biomedis dan Penelitian Dasar




___

Universitas Tarumanagara (UNTAR)
Jakarta | Indonesia

Pilar 2:
PENELITIAN DASAR DAN
UJI KLINIS

Baermed
Pusat Kedokteran Abdominal dan Bedah Visceral Klinik Hirslanden

Prof. Dr. med. Hans U. Baer
Direktur Penelitian dan Direktur Internasional Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology
(Lab THCT)

___

Klinik Hirslanden
Zurich | Swiss

Pilar 3:
UJI KLINIS


Grup RS Gading Pluit &
Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman

Bidang penelitian: rawat inap, uji klinis dan penelitian hapatologi klinis




___

Kedua institusi
Jakarta | Indonesia

Proyek penelitian saat ini

Implan Hati Mini HEPADUA®
Metode pengobatan baru dengan implan matriks sel fungsional untuk sirosis hati

Mitra penelitian

Universitas Tarumanagara (UNTAR) dan Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab), Baermed Abdominal Medicine, RS Gading Pluit dan Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman

Universitas Tarumanagara Jakarta (UNTAR)

Universitas Tarumanagara (UNTAR) adalah sebuah universitas di Jakarta, Indonesia, dan juga merupakan salah satu universitas swasta tertua di Indonesia. Pada tahun 2017, UNTAR dianugerahi akreditasi A (Sangat Baik) oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

UNTAR memiliki 4 kampus, dengan Kampus I (kampus utama) dan Kampus II yang terletak di Jakarta Barat, dan Kampus III di Jakarta Selatan. Kampus IV di masa mendatang memiliki luas 130 hektar, saat ini sedang dibangun; terletak di Karawaci (kota satelit dengan jarak sekitar 25 kilometer dari Jakarta Barat) dan akan menjadi kampus terpadu yang disebut Tarumanagara City.

Universitas Tarumanagara (UNTAR), Jakarta

Saat ini, UNTAR dipimpin oleh Rektor Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, M.T., M.M., I.P.U., A.E., dan Wakil Rektor Dr. Rasji, S.H., M.H.

Universitas ini memiliki delapan fakultas dan satu program pascasarjana: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi, Fakultas Seni dan Desain, Fakultas Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, dan Sekolah Bisnis Pascasarjana. Universitas ini menawarkan program gelar Sarjana dan Magister, serta program doktoral dalam kerangka penelitian.

Fakultas Kedokteran, di mana Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (Lab THCT) terafiliasi, saat ini dikepalai oleh Dr. dr. Noer Saelan Tadjudin, Sp.KJ.

Kemitraan Internasional

Kolaborasi antara Universitas Tarumanagara (UNTAR), Baermed Abdominal Medicine, dan Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab).

Tahun 2010 menandai dimulainya kolaborasi erat antara Universitas Tarumanagara (UNTAR), Baermed Abdominal Medicine, dan Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab).

Pada pertemuan formal, kerjasama ini kemudian disahkan oleh Dr. Gunardi Lie S.H., M.H., eks Ketua Yayasan Tarumanagara (periode 2017-2021); Prof. Dr. med. Hans U. Baer, Direktur Internasional Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab); dan Dr. dr. Meilani Kumala, MS., Sp. GK (K), eks Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (UNTAR) (periode 2017-2021).

Dr. Gunardi Lie S.H., M.H., eks Ketua Yayasan Tarumanagara; Prof. Dr. med. Hans U. Baer, Direktur Internasional Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab); dan Dr. dr. Meilani Kumala, MS., Sp. GK (K), eks Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (UNTAR) dalam kesempatan penandatanganan perjanjian kerjasama.

Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab)

Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (UNTAR) memiliki fokus penelitian terhadap biologi sel, rekayasa jaringan, dan pengembangan matriks pembawa untuk organ mini fungsional. Baermed merupakan salah satu pemilik THCT Lab di Universitas Tarumanagara (UNTAR), Jakarta, Indonesia.

Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) dikepalai oleh Dr. dr. Siufui Hendrawan, M.Biomed. Beliau memimpin tim THCT Lab yang beranggotakan 10 personil berpengalaman yang mampu berkoordinasi dengan baik.

Aktivitas Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab), Jakarta

Laboratorium ini terdiri atas dua unit yang terpisah secara lokasi: satu untuk penelitian dengan sel manusia dan unit lainnya, yang terpisah dengan jarak aman, untuk sel hewan.

THCT Lab memiliki Biosafety Cabinet canggih dengan kepadatan partikel kurang dari 100 per cm2 yang terletak di ruangan dengan sterilitas tinggi. Para personil riset bekerja menggunakan pakaian pelindung khusus untuk melindungi diri dari kontaminasi. THCT Lab juga telah disertifikasi sebagai Biosafety Category II.

Peralatan produksi matriks pembawa terletak di ruangan dengan sterilitas tinggi melalui ante-room. Untuk penelitian menggunakan sel hewan, laboratorium THCT memiliki fasilitas yang memadai untuk koleksi jaringan steril dan pemrosesan jaringan menjadi sel tunggal.

Penelitian dasar Lab THCT saat ini difokuskan pada proyek penelitian HEPADUA® Implan Hati Mini, serta untuk pengembangan dan produksi hati mini yang fungsional.

Prof. Dr. med. Hans U. Baer dan timnya mencapai terobosan pada tahun 2018 dengan proyek HEPADUA® Hati Mini untuk menghasilkan hati mini yang fungsional.

Organisasi Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (Lab THCT)

Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab), yang didirikan pada tahun 2010 oleh Prof. Dr. med. Hans U. Baer, memiliki struktur organisasi sebagai berikut: Lanjut membaca >

Dewan Peninjau Institusional:
Universitas Tarumanagara, Pusat Kedokteran Abdominal Baermed, RS Gading Pluit

Direktur dan Peneliti Internasional:
Prof. Dr. med. Hans U. Baer

Dewan Penasihat Ilmiah:
Dr. dr. Barlian Sutedja, Sp.B, Indonesia, Ketua; Prof. Dr. Reto Stocker, Swiss, Anggota; Prof. Sjamsuhidayat, Indonesia, Anggota; Prof. Andreas Serra, Swiss, Anggota; Dr. Jörg Knessl, Swiss, Anggota

Dewan Penasihat Administratif:
Rektor Universitas Tarumanagara, Jakarta, Ketua
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Anggota

Koordinator Nasional:
dr. Arief Oetama, MARS

Kepala Lab THCT:
Dr. dr. Siufui hendrawan, M. Biomed

Komite Institutional Biosafety:
dr. Suryadi; Dr. dr. Gatot S. Lawrence, M. Sc, Sp.PA (K)

Peneliti Utama:
Prof. Dr. med. Hans U. Baer; Dr. dr. Siufui Hendrawan, M.Biomed

Biosafety Officer:
Dr. dr. Siufui Hendrawan, M. Biomed

Clinical Research Officer:
dr. Erwin Budi

Operator Lab BSL-2:
Jennifer Lheman, S.Si, M.Biotek; Nuraeni, S.Si; Olivia Marcelina, S.Si, M.Eng

Teknisi Lab dan Manajer Fasilitas:
Erwin Uliyantoro

Sekretariat:
Renantha, S.Ak

RS Gading Pluit dan Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman, Jakarta, Indonesia

Prof. Dr. med. Hans U. Baer dan timnya – berdasarkan hasil temuan penelitian dasar yang bekerja sama dengan Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) – uji klinis bekerja sama dengan rumah sakit swasta RS Gading Pluit di Jakarta, Indonesia, dan dengan Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman (Klinik Hati) di Jakarta, Indonesia. Penelitian yang dilakukan meliputi penelitian rawat inap, uji klinis dan penelitian hapatologi klinis.

Pusat kota Jakarta, ibukota Indonesia.

Grup RS Gading Pluit, Jakarta

Rumah Sakit Swasta Gading Pluit secara resmi dibuka pada tanggal 7 Juni 2005 dan menerima sertifikasi ISO 9001:2000 pada tanggal 10 Juni 2006. Sejak saat itu, RS Gading Pluit terus berusaha untuk menjadi pelopor dengan membuka berbagai pusat baru dengan fasilitas kesehatan canggih sehingga dapat memberikan kemudahan akses bagi masyarakat mudah tanpa harus pergi ke luar negeri.

Rumah Sakit Swasta RS Gading Pluit, Jakarta

Salah satu kontribusinya adalah pemasangan pertama MSCT-Scan 64 Slice Somatom Sensation Cardiac dan MRI 1,5 Tesla Total Imaging Matrix pada tahun 2004, yang merupakan teknologi diagnostik terbaru di Indonesia pada saat itu. Setelah itu, pusat lainnya seperti GADING CANCER CENTER, HEART & VASCULAR HEALTH CENTER, dan GADING CRYO CENTER didirikan.

Pada tahun 2008, RS Gading Pluit membuka CYCLOTRON & PET-CT CENTER, fasilitas pemindaian PET/CT PERTAMA di Indonesia yang dibuka secara resmi oleh Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia Dr. Kusmayanto Kadiman.

Fasilitas terbarunya RADIOTHERAPY pada tanggal 16 April 2013, yang kemudian berubah nama dari GADING CANCER CENTER menjadi GADING INTEGRATED CANCER CARE (GICC). Dengan demikian, seluruh fasilitas untuk pengobatan kanker tergabung di Rumah Sakit Gading Pluit.

“Visi kami adalah menjadi rumah sakit paling tepercaya yang bisa Anda banggakan. Oleh karena itu, Rumah Sakit Gading Pluit didedikasikan untuk memberikan layanan profesional berstandar internasional melalui kerja tim profesional dan inovatif berdasarkan cinta dan kepedulian terhadap sesama manusia.”

Pada tahun 2017, Rumah Sakit Gading Pluit dianugerahi sebagai “PARIPURNA” oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).

Tim medis RS Gading Pluit, Jakarta

Untuk menawarkan kualitas berstandar internasional, RS Gading Pluit bekerja sama dengan Pusat Bedah Abdominal dan Bedah Visceral Baermed di Klinik Hirslanden di Zurich, Swiss. Oleh karena itu, setiap kasus diperiksa oleh ahli bedah RS Gading Pluit dengan melibatkan dokter spesialis penyakit dalam, gastroenterolog, onkolog dan spesialis perawatan intensif.

Prosedur operasi Klinik Baermed di RS Gading Pluit. Dari kiri ke kanan: orang ke-2: Prof. Dr. med. Hans U. Baer; orang ke-3: Ursula Weber (†2022), peneliti dan anggota Dewan Eksekutif Baermed; orang ke-4: Dr. dr. Barlian Sutedja Sp.B., Presiden dan Dokter Kepala RS Gading Pluit.
Pembedahan Klinik Baermed di RS Gading Pluit. Dari kanan ke kiri: Prof. Dr. med. Hans U. Baer; Dr. dr. Barlian Sutedja Sp.B, Presiden dan Dokter Kepala RS Gading Pluit; Orang kedua dari kiri: Ursula Weber (†2022), peneliti dan anggota Dewan Eksekutif Baermed; Orang ketiga dari kiri: Dr Peter Limas, Sp.B.

Prof. Dr. med. Hans U. Baer mengunjungi Indonesia secara rutin dan melakukan pelatihan bedah bersama dengan tim ahli bedah abdomen Indonesia yang berpengalaman di RS Gading Pluit dan lokasi lainnya, termasuk operasi hepatobilier dan pankreas khusus, operasi onkologi abdomen dan kasus bedah abdomen yang kompleks.

Pendekatan terbaik untuk setiap pasien didiskusikan antara tim Indonesia dengan Prof. Baer di Swiss secara daring. Jika diperlukan, dokter spesialis lainnya akan didatangkan dari Swiss. Dengan cara ini, perawatan pra-operasi, klarifikasi lebih lanjut, dan perencanaan operasi yang memungkinkan dapat dilakukan secara efisien. Prosedur bedah dapat dilakukan baik oleh ahli bedah Indonesia atau, dalam kasus dimana dibutuhkan keahlian bedah yang spesial, bekerja sama dengan ahli bedah Swiss.

Kolaborasi ini terakreditasi dan didukung oleh Persatuan Bedah Endolaparoskopi Indonesia (PBEI).

Klinik Hati Prof Ali Sulaiman, Jakarta

Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman adalah klinik spesialis untuk pengobatan dan perawatan semua jenis penyakit hati. Klinik ini menawarkan diagnosa komprehensif untuk semua penyakit hati. Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman terletak di Jakarta Pusat.

Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman, Jakarta. Klinik ini memiliki spesialisasi untuk perawatan penyakit hati.

Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman adalah klinik spesialis untuk pengobatan dan perawatan semua jenis penyakit hati. Klinik ini menawarkan diagnosa komprehensif untuk semua penyakit hati. Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman terletak di Jakarta Pusat.

Klinik ini didirikan dan dipimpin oleh Prof. Dr. H. Ali Sulaiman, Ph.D., Sp.PD-KGEH hingga kematiannya pada tahun 2021, seorang dosen penyakit dalam dan ahli penyakit hati dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam mengobati semua jenis penyakit hati akut dan kronis.

Sejak tahun 2021, Klinik Hati dikepalai oleh Dr. dr. Andri Sanityoso Sulaiman, Sp.PD-KGEH. Klinik ini memiliki staf dan fasilitas spesialis untuk memastikan diagnosis yang akurat dari pasien dengan penyakit hati untuk memberikan perawatan yang canggih dan pengobatan yang tepat efektif tergantung pada penyakit hati. Dr. dr. Andri adalah bagian dari Divisi Hepatobilier, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Universitas Indonesia (UI).

“Klinik Hati” mengkoordinasikan seluruh perawatan hati dan menawarkan kepada pasien berbagai pilihan perawatan yang didukung oleh yayasan. Visi Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman adalah: “Tujuan kami adalah hidup sehat, bebas dari segala macam penyakit hati. Inilah satu-satunya tujuan untuk mencapai kehidupan yang bersemangat dan bahagia.”

Implan Hati Mini HEPADUA®

Metode pengobatan baru untuk penyakit hati kronis dan sirosis hati

Implan Hati Mini HEPADUA® dapat menyelamatkan nyawa

Hepatitis alkoholik, hepatitis B dan C menyebabkan sirosis hati

Pada tahun 2010, sirosis hati akibat hepatitis alkohol bertanggung jawab atas 493.300 kematian di seluruh dunia. Penyakit lain seperti hepatitis B (HBV) dan C (HCV), serta non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) juga berkontribusi pada masalah ini. Secara keseluruhan, reaksi yang terjadi pada jaringan hati adalah terjadinya perkembangan sirosis, sehingga menyebabkan gejala klinis yang parah dan akhirnya kematian.

Jutaan orang dengan sirosis menderita sia-sia dan meninggal dunia

159 juta orang dengan sirosis hati membutuhkan transplantasi organ utuh. Transplantasi hati yang utuh adalah satu-satunya cara untuk mengobati sirosis hati secara definitif.

Keterbatasan donor organ hati di seluruh dunia

Daftar tunggu untuk organ hati sangat panjang dan seringkali pasien meninggal sebelum akhirnya mendapatkan transplantasi hati. Perawatan yang efektif pada tahap awal sirosis dapat meningkatkan harapan hidup pasien dan menyelamatkan banyak nyawa. Implan hati mini HEPADUA® menggunakan sel autologus (sel yang diperoleh dari tubuh sendiri) sehingga tidak terpengaruh oleh kekurangan organ hati.

Produksi implan organ mini dapat menyelamatkan nyawa banyak orang

Segera setelah penelitian dan uji klinis untuk pengobatan sirosis hati kronis dengan Implan Hati Mini HEPADUA® berhasil diselesaikan, hasil uji tersebut akan menjadi acuan untuk mengembangkan implan hati mini HEPADUA® tersedia bagi kelompok pasien yang lebih luas.

HEPADUA® Implan Hati Mini sebagai metode pengobatan baru untuk penyakit hati kronis dan sirosis hati

Baermed Research memiliki spesialisasi dalam rekayasa jaringan, serta pengembangan organ mini dan implan matriks sel. Tujuan utama Baermed Research adalah untuk dapat mendampingi dan membantu pasien penyakit hati kronis dan sirosis hati dalam jangka panjang melalui metode transplantasi sel hati.

Hasil uji klinis pertama yang sukses dari implan hati mini HEPADUA® terhadap sirosis hati kronis mendorong Prof. Baer dan timnya untuk melakukan penelitian klinis lebih intensif.

“Kami sangat optimis bahwa dengan metode transplantasi sel hati kami – HEPADUA® Implan Hati Mini – kami akan menemukan cara untuk dapat mengobati pasien dengan sirosis hati secara efektif sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup mereka dalam jangka panjang.”

Prof. Dr. med. Hans U. Baer, Leitung Baermed Forschung 

Kultur matriks sel untuk Implan Hati Mini HEPADUA®

Tujuan Penelitian

Baermed Research memiliki spesialisasi dalam rekayasa jaringan, serta pengembangan organ mini dan implan matriks sel. Tujuan utama Baermed Research adalah untuk dapat mendampingi dan membantu pasien sirosis hati dalam jangka panjang melalui metode transplantasi sel hati. Untuk mencapai tujuan ini, proyek Implan Hati Mini HEPADUA® diluncurkan pada tahun 2002.

Penelitian Dasar

Penelitian dasar untuk Implan Hati Mini HEPADUA®, yang dimulai 16 tahun yang lalu, telah berkembang ke titik di mana uji klinis fase II dapat dimulai pada bulan Maret 2022. Uji klinis fase I, yang dimulai pada tahun 2018, telah berhasil diselesaikan pada tahun 2020.

Uji Klinis

Hasil penelitian yang sukses dari uji klinis pertama (fase I) untuk pengobatan sirosis hati kronis dengan Implan Hati Mini HEPADUA® mendorong Prof. Baer dan timnya untuk melakukan penelitian klinis lebih intensif. Uji klinis kedua (fase II) dilanjutkan – setelah jeda penelitian akibat pandemi COVID-19 – pada bulan Maret 2022.

Aplikasi Luas

Segera setelah penelitian dan uji klinis untuk pengobatan sirosis hati kronis dengan Implan Hati Mini HEPADUA® berhasil diselesaikan, hasil uji tersebut akan menjadi acuan untuk mengembangkan implan hati mini HEPADUA® tersedia bagi kelompok pasien yang lebih luas.

Hasil Penelitian Baermed Matrix®

Implan Hati Mini HEPADUA® Baermed

Metode Implan Matriks Hepatosit

Matriks PLLA tiga dimensi difabrikasi menjadi spons scaffold sebagai material pendukung yang efektif untuk penanaman berbagai jenis sel; dalam kasus Implan Hati Mini, digunakan sel hepatosit dan sel pankreas. Sebagian besar sel yang ditanam pada biomaterial PLLA akan menempel, tumbuh, dan mengeluarkan sinyal untuk berinteraksi dengan sel lain sambil mempertahankan fungsi dan metabolisme sel itu sendiri.

Scaffold PLLA bersifat biokompatibel dan biodegradable. Scaffold ini diproduksi dalam bentuk matriks yang menyerupai kancing dengan diameter 20 mm. Sel hati dan pankreas individual diperoleh dari jaringan yang diambil dari pasien. Sel-sel hidup tersebut kemudian dicampur (dengan rasio sel yang dievaluasi menurut jumlah sel yang diperoleh) dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat ditanam ke matriks dengan konsentrasi 1-2 juta sel per matriks dan diinkubasi selama sekurang-kurangnya 48 jam pada suhu 37°C dan 5% CO2.

Setelah inkubasi, sel-sel yang tidak menempel pada matriks dan tersisa pada medium akan dihitung dan dinilai viabilitasnya, menggunakan haemocytometer dan inverted microscope dengan pewarnaan selektif Trypan Blue. Rasio campuran sel hepatosit terhadap sel pankreas telah dipatenkan.

Pertumbuhan sel dapat diinduksi dengan adanya faktor pertumbuhan; atau faktor pertumbuhan dapat ditambahkan untuk menstimulasi hepatosit sehingga tidak perlu digunakan sel pankreas.

Adaptasi dan Pengembangan Matriks PLA

Studi untuk adaptasi dan pengembangan matriks PLA dilakukan atas kerja sama dengan Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab) dan Life Sciences und Facility Management, Wädenswil, Zurich dari ZHAW (Prof. U. Graf).

Matriks PLA yang dilapisi kolagen telah diuji dan terbukti mampu digunakan sebagai material dasar untuk meningkatkan pelekatan sel hati. Implan biomatriks sel yang telah ditingkatkan ini kemudian digunakan dalam uji klinis fase II.

Referensi

Hendrawan S, Bono E, Hutter A, Weber U, Lheman J, Baer HU. Evaluation of 3D PLLA scaffolds coated with nano-thick collagen as carrier for hepatocytes. J Biomed Mater Res – Part B Appl Biomater. 2020; (Maret): 1-10.

Hendrawan S, Lheman J, Weber U, Baer HU. Hepatocyte and Islet Cell Cotransplantation on Poly-L-Lactide Matrix for the Treatment of Liver Cirrhosis. International Journal of Hepatology. 2020 Oktober 13; 2020

Hasil Studi Uji Klinis Fase I

Hasil uji klinis didasarkan pada studi ilmiah yang telah dilakukan selama lebih dari sepuluh tahun.

Data spesifik dan hasil uji klinis fase I diterbitkan oleh kelompok penelitian kami pada tahun 2009 dan 2018. Keamanan serta kelayakan aplikasi klinis telah terbukti secara ilmiah.

Ringkasan hasil

  • Tingkat kelangsungan hidup rata-rata pada satu tahun setelah transplantasi adalah 75% untuk semua pasien.
  • Tingkat kelangsungan hidup rata-rata pada satu tahun setelah transplantasi adalah 75% untuk semua pasien.
  • Untuk pasien dengan skor MELD <= 10, tingkat kelangsungan hidup satu tahun adalah 91%.
  • Skor MELD rata-rata tetap konstan pada 37 pasien dengan data tindak lanjut yang tersedia pada 12 atau 24 bulan. Hal ini berbeda dengan literatur, yang melaporkan penurunan skor MELD yang signifikan pada pasien yang diobati secara konvensional.
  • Pada sebagian besar pasien, parameter darah yang berhubungan dengan fungsi hati tetap stabil atau bahkan membaik setelah 12 bulan pengobatan, terkecuali nilai gamma-GT yang tidak membaik dalam banyak kasus.
  • Mayoritas pasien juga melaporkan peningkatan kualitas hidup satu tahun setelah pengobatan.

Referensi

A Schwarz, T Lindl, C Höhneke, M Stange, W Pieken. Human Autologous Liver Cell Transplantation for the Treatment of Cirrhosis. The Internet Journal of Gastroenterology. 2009 Volume 10 Nomor 1

Baer HU, Hendrawan S, The S, Lelosutan SA, Salim G, Lindl T, et al. The Intracorporeal Autologous Hepatocyte Matrix Implant for the Treatment of Chronic Liver Disease: A Modified Clinical Phase I Study. World J Surg Res. 2018; 1067

Testimoni: Maria Handriany

Ibu Maria Handriany adalah pasien uji klinis fase I yang dirawat dengan Implan Hati Mini HEPADUA® menggunakan hepatosit autologous (sel berasal dari tubuh sendiri). Beliau kemudian hidup tanpa gejala atau komplikasi dan juga tanpa perawatan khusus. Beliau kemudian meninggal karena usia, enam tahun setelah implantasi.

“Saya menderita sirosis hati yang parah selama dua tahun sebelum implantasi. Setelah implantasi, saya perhatikan bahwa kadar albumin saya tidak lagi turun. Saya juga merasa lebih bugar dan segar setiap harinya”.

Maria Handriany (†)
Ibu Maria Handriany (†), pasien uji klinis fase 1 yang dirawat dengan Implan Hati Mini HEPADUA® menggunakan hepatosit autologous (sel tubuh sendiri). Beliau kemudian hidup tanpa gejala atau komplikasi dan juga tanpa perawatan khusus. Beliau kemudian meninggal karena usia, enam tahun setelah implantasi.

Pengalaman Pasien Uji Klinis Fase II

Pada uji klinis fase II, 10 pasien dengan sirosis hati kronis telah dirawat dengan Implan Hati Mini HEPADUA® dan kemudian dibandingkan dengan pasien yang tidak dioperasi. Uji klinis ini dilaksanakan untuk membuktikan efektivitas prosedur.

Dua pasien pertama yang dirawat dengan Implan Hati Mini HEPADUA® pada uji klinis fase II melaporkan telah merasakan perubahan yang positif dengan metode pengobatan baru ini selama kunjungan tindak lanjut di Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman, Jakarta.

Perawatan dengan Implan Hati Mini HEPADUA® ini telah secara meningkatkan kualitas kehidupan mereka secara signifikan. Sejak operasi, mereka memiliki kondisi yang baik dan dapat kembali berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai hasil uji klinis fase I ini, silakan hubungi kepala studi, Dr. dr. Barlian Sutedja, Sp. B. melalui Clinical Research Officer Dr. Suryadi The(lihat Tim Peneliti).

Baris depan dari kiri ke kanan: Ursula Weber (†2022), Konsultan Internasional dan Mitra Riset, ex. Anggota Dewan Eksekutif Baermed; Prof. Dr. med. Hans U. Baer, CEO Baermed dan Direktur Riset Internasional; kedua pasien; barisan belakang dari kiri ke kanan: Dr. Suryadi The, Peneliti Klinis RS Gading Pluit; Dr. dr. Siufui Hendrawan, M.Biomed, Kepala Laboratorium Tarumanagara Human Cell Technology (THCT Lab); Dr. dr. Andri Sanityoso, Sp.PD-KGEH, Klinik Hati Prof. Ali Sulaiman.